Warisan

Kata-kata dan rasa hati “Ana khairun minhu; Aku lebih baik daripada dia” adalah warisan Iblis. Ianya tidak benar dan padanya kehinaan yang berakar.

 

Khilaf, lupa dan tergoda; adalah sifat Adam dan Hawa. Tetapi warisan mereka berupa do’a yang begitu indah; “Rabbana zhalamna anfusana…”

 

“Mengapa kudapat ini sedang dia beroleh itu; kenapa dia diijabah dan aku disungkah?” ialah dengki warisan 1 putra Adam. Obatnya; Qana’ah -merasa cukup dan ridha dengan apa yag dipunya- .

 

“Tak kudapati Tu[h]an bagi kalian selain aku; Nil mengalir dikakiku, Mesir memujaku”, kata Fir’aun. Warisannya adalah keangkuhan membinasakan.

 

“Kekayaan dan kejayaan ini, kudapatkan karena ilmu yang kumiliki”, ujat Qarun. Warisannnya adalah: Orang yang meninggikan kemampuan -takabbur-, akan terkubur dalam-dalam. {terkubur dalam-dalam; maksudnya adalah mengenai Qarun diakhir hayatnya ditenggelamkan oleh Allah ta’ala kedalam perut bumi}

 

Tiada yang menandingi kuasa Sulaiman; mulialah warisannya yang tersabda, “Ini adalah karunia Rabbku, untuk mengujiku; syukur atau kufurkah aku.”

 

Terbeban dosa yang lalu dan bicaranya gagu; teguh Musa hadapi musuh yang berkekuatan sedang dia nyaris sendirian. Warisannya; “Rabbisyrahli shadri…” {musuh yang berkekuatan; maksudnya Fir’aun dan bala tentaranya yang besar} {nyaris sendirian; yakni Musa yang hanya berdua dengan Harun}

 

Gagal, marah dan lari tugas beratnya; terkena musibah diperut ikan dan gelapnya samudera; Yunus berwarisan “La ilaha illa anta, subhanaka …”

 

Bal’am si ‘Alim yang menuruti syahwatnya dan menggandrungi dunia; mewariskan; “Terumpakan seperti anjing; dihalau ataupun dibiarkan, ia tetap menjulurkan lidahnya.”

 

Ibrahim, kekasih Ar-Rahman; ujian cinta untuknya bertubi-tubi dan menyayat hati; warisannya Rasul tuk kita dalam doa, “Rabbana wab’ats fihim…”

Source: @SalimAFillah (on twitter)