Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman Bin Aruf Selalu Menyisihkan Harta untuk Berderma

                Dahulu kala, ada seorang sahabat Rasulullah bernama Abdurrahman bin Auf yang punya kekayaan harta dan terkenal dengan sifat dermawannya.

                Selain memiliki harta yang berlimpah dan kerap melakukan sedekah, Abdurrahman Bin Auf juga tergolong ke dalam sepuluh sahabat Rasulullah yang dijanjikan masuk surga.

                Sahabat Rasulullah yang satu ini membagikan hartanya untuk keperluan orang banyak, mulai dari kebutuhan peperangan hingga membantu orang susah.

                Memang, bersedekah merupakan kegiatan terpuji bagi manusia dan berfaedah bagi manusia lainnya. Dalam kondisi pandemi dan ada banyak yang kesulitan di luar sana, kita bisa mengikuti jejak Abdurrahman bin Auf.

                Dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Mu’adz Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“… الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ … “

“… Sedekah akan menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam …”

                Suatu ketika, Abdurrahman bin Auf menjual tanah seharga 40 ribu dinar, bukan untuk memperkaya diri sendiri melainkan untuk bersedekah. Sungguh kebaikan hati sahabat Rasulullah ini dapat menginspirasi kita semua.

                Setelah tanah terjual, Abdurrahman Bin Auf membagikan hasil penjualannya kepada fakir miskin Bani Zuhrah dan orang-orang yang membutuhkan. Kisah kedermawanan Abdurrahman Bin Auf terasa oleh orang-orang terdekatnya. Selain dikenal sebagai sosok yang filantropis, saat itu Abdurrahman bin Auf juga pejuang yang berpartisipasi dalam Perang Uhud dan Perang Badar

                Kurang lebih, Abdurrahman bin Auf telah bersedekah sebanyak 2000 Dinar (atau sekitar Rp 2,4 miliar) saat Nabi Muhammad menyeru kepada umat Islam untuk berinfaq di jalan Allah.

                Nah, kita semua bisa bilang sekaligus mengenang sosok Abdurrahman Bin Auf ini pemurah hati. Sifatnya patut dijadikan pegangan atau ditiru oleh umat manusia.

                Sifat baiknya juga tergambar dalam sebuah kisah berikut, Naufal bin al-Hudzali berkata, “Dahulu `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu teman bergaul kami. Beliau adalah sebaik-baik teman. Suatu hari dia pulang ke rumahnya dan mandi. Setelah itu dia keluar, ia datang kepada kami dengan membawa wadah makanan berisi roti dan daging, dan kemudian dia menangis.”

                Lalu mereka bertanya, “Wahai Abu Muhammad (panggilan `Abdurrahmân), apa yang menyebabkan kamu menangis?”

                Abdurrahman bin Auf menjawab, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia dalam keadaan beliau dan keluarganya belum kenyang dengan roti syair. Aku tidak melihat kebaikan kita diakhirkan.”.

                Suatu ketika Rasullullah berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah. Mendengar itu Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar (sekitar Rp 2,4 miliar) meskipun saat itu beliau belum memiliki kekayaan yang besar.

                Nah, atas sedekah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah. Doanya berbunyi “Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”

                Lantas, doa ini benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya.

                Ketika akan wafat, Abdurrahman menangis. Tangisannya bukan karena takut menghadapi maut dan kematian, melainkan karena ia wafat dalam keadaan kaya harta.

“Sesungguhnya, Mush’ab bin Umair lebih baik dariku. Ia meninggal di masa Rasulullah dan ia tidak memiliki apa pun untuk dikafani.”

kata Abdurrahman.

“Hamzah bin Abdul Muthalib juga lebih baik dariku. Kami tidak mendapatkan kafan untuknya. Sesungguhnya, aku takut bila aku menjadi seseorang yang dipercepat kebaikannya di kehidupan dunia. Aku takut ditahan dari sahabat-sahabatku karena banyak hartaku,”

Manfaat dari Sedekah

                Sedekah sebetulnya bisa berbentuk apa saja, uang, ilmu atau tenaga juga bisa dilakukan oleh siapa saja yang berpunya maupun yang tidak. Mengingat makna sedekah bukan sekedar berupa materi saja.

                Membantu orang lain, menyingkirkan paku di jalan, bicara dengan bahasa yang lembut dan sopan juga bisa diartikan sebagai sedekah.

Ini merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah berikut.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم – كل سُلامى من الناس صدقة , كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اثنين صدقة , وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها أ, ترفع عليها متاعه صدقة , والكلمة الطيبة صدقة , وبكل خطوة تمشيها إلى الصلاة صدقة , وتميط الأذى عن الطريق صدقة ” رواه البخاري ومسلم

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit; kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah; kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah; setiap langkah kakimu menuju tempat sholat juga dihitung sedekah; dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” {{HR Bukhari dan Muslim.}}

                Bagi kita sendiri, bersedekah dapat memunculkan rasa bahagia, sebab berbagi dengan orang adalah bahagia itu sendiri.

                Jika ingin bersedekah tak usah pikir panjang besaran yang harus dikeluarkan, modal kamu untuk bersedekah adalah ikhlas. Itu sama saja dengan kamu berinvestasi yang tak ternilai harganya.

                Jangan lupa untuk tetap mengatur keuangan agar Sobat Finansialku bisa terus bersedekah secara konsisten dengan besaran yang terus meningkat setiap bulannya.

                Bagaimana menurutmu, tentang kisah sahabat Rasulullah yang kaya dan memiliki sifat dermawan tersebut? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah, ya.

                Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat!