Ketabahan & kepasrahan Imam Syafi’i menjelang wafat

Diriwayatkan dari Isma’il bin Yahya Al Muzany -murid dekat Asy Syafi’i,- katanya: Aku menjenguk Asy Syafi’i ketika beliau sakit menjelang ajalnya. Kukatakan padanya:

“Bagaimana keadaan Anda pagi ini?”

“Pagi ini aku akan meninggalkan dunia, berpisah dengan kawan-kawan, dan menenggak cawan kematian… aku akan berjumpa dengan segala kejahatanku, dan menghadap Allah Sang Pencipta. Aku tak tahu kemana ruhku akan melayang; akankah ke Jannah hingga kuucapkan selamat, ataukah ke Neraka hingga kuucapkan belasungkawa?” jawabnya lirih.
Sesaat kemudian… beliau menangis sambil melantunkan bait-bait berikut:

وَلَمَّا قَسَا قَلْبِي وَضَاقَتْ مَذَاهِبِي… جَعَلْ犀利士
تُ الرَّجَا مِنِّي لِعَفْوِكَ سُلَّمَا

Ketika hatiku mengeras dan jalanku menyempit kujadikan harapan akan maghfirah-Mu sebagai tangga

تَعَاظَمَنِي ذَنْبِي فَلَمَّا قَرَنْتُهُ… بِعَفْوِكَ رَبِّي كَانَ عَفْوُكَ أَعْظَمَا

Dosaku yang terasa besar ketika kubanding, Dengan maaf-Mu Rabbi, jadilah tak seberapa

وَمَازِلْتَ ذَا عَفْوٍ عَنِ الذَّنْبِ لَمْ تَزَلْ… تَجُوْدُ وَتَعْفُو مِنَّةً وَتَكَرُّمَا

Engkau selalu pemaaf akan dosa dan senantiasa bermurah hati sebagai anugerah dan karunia

فَإِنْ تَنْتَقِمْ مِنِّي فَلَسْتُ بِآيِسٍ… وَلَوْ دَخَلَتْ نَفُسِي بِجُرْمِي جَهَنَّمَا

Kalau Kau siksa diriku ku takkan putus asa meski karena dosaku ku harus masuk Neraka

وَلَوْلاَكَ لَمْ يُغْوِ بِإِبْلِيْسَ عَابِدٌ… فَكَيْفَ وَقَدْ أَغْوَى صَفِيَّكَ آدَمَا

Kalau bukan karena-Mu Iblis takkan sesatkan manusia, namun bagaiman kalau Adam pun telah disesatkannya

وَإِنيِّ لَآتِي الذَّنْبَ أَعْرِفُ قَدْرَهُ… وَأَعْلَمُ أَنَّ اللهَ يَعْفُوْ تَرَحُّمَا

Aku memang berdosa namun kutahu berapa kadarnya dan kutahu bahwa Allah memaafkan dengan rahmat-Nya

Imam Syafi’i wafat pada hari Kamis di penghujung bulan Rajab tahun 204 Hijriah, dalam usia lima puluh empat tahun, semoga Allah merahmatinya dan menempatkannya dalam Jannatul Firdaus.

 

Sumber : telegram Ust Oemar Mita