Sains vs Agama dalam sejarah

Sebuah Realita

                Sebuah realita yang pahit dalam negeri kita, sering terdengar ungkapan “bangsa lain udah bikin roket, kita masih ngomongin Agama!”

                Sudah barang tentu, ungkapan semacam ini hanya diucapkan untuk mendiskreditkan Agama. padahal yang berbicara begitu juga biasanya bukan saintis, boro-boro bikin roket. beragama saja tidak taat, sains juga nggak paham-paham amat.

                Kemelut itu bukan di Sejarah peradaban Islam. Sebenarnya, ‘kemelut’ di antara agama dan sains itu adalah sebuah realita di Barat.

                Agama Kristen yang pernah menghegemoni di Eropa pada abad pertengahan seringkali tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan. akibatnya muncul pandangan bahwa kalu mau jadi saintis yang baik haruslah tak beragama, dan kalau mau beragama yang baik harus abai sains.

Rasional

                Jauh dari rasional ketegangan antara sains dan agama di Barat bahkan jauh daripa itu. kalau kita mempelajari sejarah Yunani kuno, kita akan paham bahwa filsafat di sana lahir karena Agama yang mereka anut memang jauh dari Rasional.

                Dewa-dewi yang mereka sembah tidak mengajarkan kebenaran, maka mereka harus cari kebenaran itu sendiri.

                Kalau anda menyembah Zeus yang menyetubuhi para dewi, memakan istrinya sendiri (Metis) dan Ganymade (berhubungan seks dengan anak laki-laki). lantas nilai-nilai kebenaran apa yang bisa anda pegang? Ya, begitulah filsafat Yunani lahir dari sebuah kebingungan. Sebuah usaha yang patutu dipuji, namun jangan heran jika banyak melahirkan kebingungan pula.

Kenyataan

                Sebagian orang menyangka bahwa karena saintis itu selalu berpikir logis dan bersikap Rasional, lantas mereka tidak percaya pada hal ghaib. ini tidak benar. pada kenyataannya, justru para saintislah yang paling mampu menerima kenyataan bahwa banyak hal di alam semesta ini yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah.

                Yang namanya sains memang tidak pernah final. Apa yang hari ini dianggap tak mungkin bisa jadi kelak terbukti bisa dilakukan. unsur-unsur yang hari ini tak diketahui bisa jadi besok-besok ditemukan. hanya karena sesuatu belum dapat dijelaskan, bukan berarti sesuatu itu tak mungkin. Tak ada seorangpun saintis yang mengatakan bahwa sains telah mengungkap segalanya.

                Mark Zuckerberg tanpa adanya Aljabar tidaklah terbentuk sekarang ini yang sering pada user Facebook tercipta. begitu pula kita berada di era digital yang serba dengan Teknologi dan Informasi. setiap alat ataupun aplikasi terdiri dari komponen-komponen angka yang disusun dan terbentuk sebuah alat media atau Aplikasi yang sering kita gunakan.

                Angkasa tidak ditemukan sosok Tuhan, karena galaksi terjauh sejak jaraknya miliaran tahun cahaya. Seluas itu alam semesta ciptaan Allah SWT. Lantas, Allah Yang Maha Besar itu seperti apa?