SELAGI MASIH ADA IBU

                Berkaitan dengan berbakti kepada kedua orang tua kita, orang tua kita itu adalah tiket surga yang paling dekat sama kita, yang paling murah, yang paling mudah. Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ

“Orang ini celaka, orang ini celaka, orang ini celaka,”

Siapa dia yang celaka?

مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Seorang anak yang mendapati bapak dan ibunya sudah tua renta, satu atau dua duanya, lalu ternyata tidak bisa masuk surga lewat situ.” {{HR. Muslim}}

                Kalau pintu yang di dalam rumah engkau tidak bisa masuk surga, engkau mau cari pintu yang mana?

                Kita berbuat baik kepada orang tua, paling tidak, ada perasaan membalas budi. Sehingga ketika kita berbuat baik itu, ada dorongan yang lebih besar, daripada berbuat baik kepada orang yang tidak pernah berbuat baik sama kita. Kalau kita tidak bisa berbuat baik sama orang tua kita, Allahu akbar.

Bagaimana cara berbakti kepada orang tua kita?

                Apabila mereka masih hidup, banyak-banyak engkau memberikan hadiah kepada orang tuamu. Kalau punya kelebihan rezeki, kasih orang tuanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ

Orang-orang bertanya apa dan kepada siapa mereka berinfak?

Allah mengatakan:

قُلْ مَا أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ

Katakan kepada mereka: ‘harta yang kalian infakkan yang paling berhak mendapatkan adalah kedua orang tua, baru kerabat kita.’

(QS. Al-Baqarah[2]: 215)

Kadangkala kita baik sama orang lain, tapi sama orang tua tidak baik.

                Kunjungin orang tua. Kalau antum tinggal satu kampung, kunjungi tiap hari, setiap hari datang ke orang tuamu. Ketika mau kerja datang, ketika pulang kerja datang. Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu setiap keluar masuk rumahnya beliau mesti datang ke ibuny, ketika pulang pun datang ke ibunya. Dan kita kalau bisa melakukan melakukan itu, lakukan itu.

                Kemudian biasanya orang tua yang khawatir sama anaknya, tapi anak tidak khawatir sama orang tuanya. Maka yang sering telepon itu anak atau orang tua? Jawabnya adalah orang tua. Kadang kala kita tidak urusan.

                Dan para jama’ah, satu ibu bisa merawat sepuluh anak, tapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat satu ibu. Ibu kita merawat kita dengan cinta dan kasih sayang, kadangkala kita merawat orang tua kita karena terpaksa. Maka berusahalah antum untuk merawat ibu antum. Kalau dia sakit datang ke ibu. Kemudian yang tinggal di luar kota, datang ke ibunya. Kalau bisa tiap bulan, datang setiap bulan.

Jangan takut habis duitnya. Allahu akbar..

                Salah satu cara memperbanyak rezeki adalah silaturrahim. Ketika engkau datang dan keluarkan uang satu juta untuk perjalanan, Allah ganti. Tapi kita kadang kala kurang percaya. Maka datang ke orang tua.

                Tatkala mereka telah meninggal dunia, doakan kedua orang tua kita, sekali-kali antum datang ke kuburannya untuk mendoakan abah dan ibu antum dalam setiap waktu, kemudian kita bisa bersedekah untuk orang tua kita yang meninggal dunia. Umpamanya kita dapat warisan, maka sebagian warisan wakaf masjid buat orang tua kita, itu termasuk amalan yang sampai kepada orang yang meninggal dunia.

                Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh seorang sahabat, dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad. Seorang sahbat bercerita: “Ya Rasulullah, ibuku ini meninggal dunia belum sempat berwasiat.” Sehingga semua uangnya menjadi warisan. Kalau berwasiat sebagian uangnya berarti jadi wasiat. Kata sahabat tersebut: “Apa kira-kira bisa kalau aku bersedekah buat ibuku?” Maka jawab Rasulullah: “Bisa, bersedekahlah engkau untuk ibumu.”

                Kemudian termasuk berbuat baik kepada orang tua yang meninggal dunia adalah kita menjaga hubungan dengan teman-teman dan kerabat baik orang tua kita. Biasanya kalau bapak sudah meninggal, hubungan kita sama paman menjadi jauh, hubungan kita sama bibi jadi jauh, kadangkala dulu umpamanya dia tinggal di Surabaya, bapak dan paman-pamannya masih ada di sana. Ketika bapaknya meninggal, putus hubungan itu. Jika ditanya kenapa tidak pernah ke Surabaya lagi, dijawab bahwa sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Allahu akbar, apakah paman dan bibi itu bukan kerabat bapaknya? Itu tetap kita berbuat baik kepada mereka. Karena itu termasuk berbakti kepada bapak dan ibu kita.

                ‘Abdullah bin ‘Umar bin Khattab, pernah dia satu hari dalam perjalanan ke Mekah. Dia naik unta dan dia punya keledai. Kalau capek naik unta maka dia naik keledai. Dalam perjalanan dia bertemu dengan Badui. ‘Abdullah bin ‘Umar menghadiahkan surban dan keledainya kepada Badui tersebut. Orang-orang bertanya kenapa dia memberi begitu banyak kepada dia? Padahal orang Badui ini diberikan dua dirham saja mereka sudah senang. Apa kata ‘Abdullah bin ‘Umar? Bahwa bapaknya orang ini adalah sohibnya bapakku, dan aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةُ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ

“Termasuk kebaktian yang paling maksimal itu adalah seorang berbuat baik kepada teman-teman yang dikasihi oleh orang tuanya.”

                Antum jangan putus hubungan dengan teman-teman ibu antum, teman-teman bapak antum, apalagi kerabat mereka