Tips Bangun Sholat Malam

                Imam Abu Hamid Al-Ghazali menyebutkan beberapa kiat agar orang bisa shalat malam. Ada 4 yang dzahir dan ada 4 yang tersembunyi.

A. Faktor Dzahir

Adapun 4 yang dzahir adalah:

1. Jangan banyak makan dan banyak minum

                Kalau Antum kepingin bangun malam, maka jangan banyak makan dan jangan banyak minum. Karena kalau Antum banyak makan dan minum, maka mau tidak mau berat mau bangun. Khususnya ketika Ramadhan, maka jangan banyak makan dan minum. Tapi secukupnya saja.

2. Jangan memforsir dirinya di siang hari

                Ketika orang capek disiang hari dengan pekerjaan, main bola, main ini dan itu, maka malam dia capek, akhirnya susah untuk bangun malam.

3. Hendaklah tidur siang (Qailulah)

Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengatakan:

قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَا تَقِيلُ

“Kalian tidur siang, sesungguhnya setan itu tidak tidur siang.”

                Jadi Antum jangan jadi setan. Usahakan tidur siang karena ini perintah Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Sempatkan! Tidur tidak harus banyak, cukup 15 atau 20 menit. Yang penting dalam tidur itu bukan panjangnya, tapi dalam atau nyenyaknya. Antum tidur siang, mau sebelum dzuhur boleh, mau setelah dzuhur juga boleh.

                Jika seseorang baru pulang kerja setelah ashar, maka tidak ada masalah (tidur). Walaupun yang lebih utama sebelum dzuhur. Kalau setelah ashar ada sebuah hadits lemah sekali yang mengatakan:

من نام بعد العصر فاختلس عقله ، فلا يلومن إلا نفسه

“Barangsiapa yang tidur setelah ashar maka akalnya akan hilang, maka jangan mencela kecuali dirinya sendiri.” {{(Hadits dhaif)}}

Maka tidak ada masalah Antum tidur setelah ashar, yang penting siang usahakan tidur untuk malam hari.

                Yang jadi masalah adalah orang-orang ini ketika Ramadhan tidurnya mulai habis subuh sampai dzuhur. Ini bukan qailullah namanya. Tentu kalau perbandingannya antara berbuat dosa dengan tidur maka lebih baik tidur. Tapi perbandingannya “Daripada tidur lebih baik baca Quran.” Maka kau salah membuat perbandingan. Ini bulan beramal, bulan dibukanya pintu surga tapi kamu malah gunakan untuk tidur.

4. Jangan banyak dosa disiang hari

                Jika banyak dosa disiang hari, maka malam harinya kau tidak bisa bangun malam. Ada salah seorang ulama yang mengatakan “Gara-gara aku berbuat dosa, maka 40 hari tidak bisa bangun malam.”

Maka kalau ada orang merasa berat shalat malam, mungkin ada dosa yang memberatkan. Maka berusaha untuk bertaubat, memohon ampun kepada Allah, mudah-mudahan bisa bangun malam.

B. Faktor Hati

Adapun sebab-sebab yang berhubungan dengan hati, maka disebutkan:

1. Bersihnya hati

                Bersihnya hati dari hasad dan dengki kepada umat Islam, bersihnya hati dari perbuatan-perbuatan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan dari urusan dunia yang sebenarnya kau tidak perlu. Jika memperbanyak urusan dunia, akhirnya hatimu jadi berat untuk akhirat.

                Ada orang yang sebelum tidur memikirkan dunianya. Sebelum tidur dia tidak berfikir: “Nanti aku mau bangun malam.” Tapi dalam benaknya “Besok aku mau ke tempat ini, besok mau ke tempat ini, besok ke tempat ini.” Jangan begini. Kau kalau bisa sebelum tidur (niatkan) “Aku insyaAllah mau shalat malam.”

Bersihkan hati kita, jangan menyimpan dendam kepada umat Islam.

2. Rasa takut kepada Allah dan pendeknya angan-angan

                Orang kalau panjang angan-angannya maka sulit bangun malam. Dia mengatakan: “Nanti kalau umur 40 tahun insyaAllah akan dawamkan shalat malam” ini karena dia punya angan-angan. Tapi ketika angan-angannya pendek dan mengatakan “Ya Allah, mungkin aku akan mati besok. Ana lihat Fulan kemarin masih duduk sama ana, hari ini sudah dikubur tabrakan mati.” Bahkan ada yang satu bus mati semua. Ini akan membuat kita tidak terlalu panjang angan-angan.

3. Mengetahui keutamaan shalat malam

Maka kita perlu belajar. Apa keutamaan shalat malam sehingga Antum termotivasi untuk shalat malam.

4. Cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

                Ini disebutkan sebagai faktor pendorong yang paling mulia, yaitu cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

                Ingat bahwa kekuatan cinta itu membuat Antum siap berbuat apa saja. Antum lihat seorang ibu menggendong anaknya yang menangis ketika tengah malam. Ketika dia menggendong di kamarnya ternyata masih menangis, maka dia keluar. Kalau masih menangis lagi maka dia keluar rumah dan melihat rembulan. Setelah anaknya diam maka dibawa masuk. Jika menangis lagi maka dia akan menggendongnya kembali.

                Apa yang membuat ibu bisa kuat untuk tidak tidur? Jawabnya adalah cinta yang mendorong dia kepada anaknya. Bagaimana apabila cinta itu kepada Allah Jalla Jalaluhu? Ketika Antum bangun maka melihat, “Ya Allah, ini Engkau yang memberikan tangan kepadaku, Engkau yang memberi wajah kepadaku Ya Allah.”

                Ketika melihat istri, “Engkau yang memberiku istri kepadaku.” Ketika melihat anak-anak, “Ya Allah Engkau yang memberi anak-anak itu kepadaku.”

                Sehingga tumbuh cinta kepada Allah dan kita shalat malam dalam kondisi penuh dengan kecintaan kepada Sang Pencipta.