Nama, Nasab Dan Kelahirannya
Nama lengkap beliau adalah abdullah bin almubarok bin wadhih al handloly at atmimy Faqih khurosan. Al abbas bin mushab berkata; ibunya adalah orang khuwarzamiyyah dan bapaknya orang turky.
Beliau dilahirkan pada tahun 118 H sebagimana yang telah diceritakan oleh Ahmad bin Hambal.
Guru-Guru Beliau
Adz dzahabi berkata: orang yang menjadi guru al mubarak untuk pertama kalinya adalah ar rabi’ bin anas al khurasani.
Adz dzahabi menuturkan dari ibrahim bin ishaq dari ibnu al mubarak, ia berkata: aku mempunyai 4000 guru dan aku meriwayatkan dari 1000 dari mereka
Al abbas bin mush’ab dalam bukunya tarikhihi mengatakan : aku menemukan guru ibnu al mubarak ada 800 orang. Di antara deretan gurunya hisyam bin urwah, ismail bin abi khalid, al a’masy, sulaiman at taimi, humaid at thawil, abdullah bin ‘aun, khalid al hidza, yahya bin said al anshari, musa bin uqbah (tabi’in). al auza’I, said bin abdul aziz, abu abdurrabi az zahid, hakam al hamdani, ibrahim bin abi ablah, abu mualla shakhar bin jandal al beiruti, shafwan bin umar, umar bin muhamad bin zaid al asqalani, al hakam bin abdillah bin abla, yahya bin abi katsir, ibnu lahi’ah, al laist bin saad, said bin ayyub, harmalah bin imran, abu syuja’ said bin yazid, ismail bin abi khalid, yunus bin abi ishaq, mujalid bin said, hisyam bin urwah, zaidah bin qudamah, yahya bin said al anshari, yahya bin ubaidillah bin mauhub, usamah bin zaid al laitsi, ibnu ajlan, Ibnu juriaj, ma’mar, yunus bin yazid, musa bin uqbah, hisyam bin saad, muhammad bin ishaq, abdullah bin said bin abu hind, malik bin anas, sufyan ats tsauri, hammad bin zaid, al mubarak bin fadhalah, sulaiman at tamimi, auf al arabi, syu’bah, hisyam bin hasan, ‘ashim bin sulaiman al ahwal, abdullah bin aun, khalid al hadza. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada tahdzibul kamal karya al mizzi juz 6 sampai 16.
Murid-Murid Beliau
Banyak ulama yang meriwayatkan dari beliau, mereka adalah; ats tsauri, ma’mar bin rasyid, abu ishaq al fazari, ja’far bin sulaiman ad dhaba’I, baqiyah bin walid dawud bin abdurrahman al atthar, ibnu uyainah, abu ahwash, fudhail bin iyadh, mu’tamar bin sulaiman, al walid bin muslim, abu bakar bin iyyas, muslim bin ibrahim, abu usamah, abu salamah at tabudzki, nu’aim bin hamad, ibnu mahdi, al qahthan, ishaq bin ruhawih, yahya bin ma’in, ibrahim bin ishaq at thalaqaani, ahmad bin muhammad marduwiyah, ismail bin aban al waraq, basyar bin muhammad as sikhtiyani, hibban bin musa, al hakam bin musa, zakariya bin adi , said bin sulaiman, hay, tholhah bin abi said, abdul malik bin abi sulaiman, umar bin dzar, umar bin said bin abi husain, muhammad bin umar bin farroukh, amru bin maimun bin mihron, auf al a’roby, muhammad dan orang yang paling terakhir meriwayatkan dari ibnu al mubarak adalah al hasan bin dawud al balkhi.
Karya-Karya Beliau
- at tafsir, disebutkan ad dawudi dalam tabaqat al muffasirin 1/250
- al musnad, diriwayatkan al hasan bin sufyan bin amir an nasawi
- al jihad, ditahqiq oleh Dr. naziah hammad
- al birri wa shalah
- as sunan
- at tarikh
- arba’in fil hadist
- raqa’ al fatawa
- az zuhud wa yalihi ar raqaiq
Pujian Para Ulama Kepada Beliau
Abu usamah berkata: tidaklah aku melihat orang yang lebih haus terhadap ilmu daripada abdullah bin al mubarok.
Ibnu mahdi berkata: aimmah itu ada empat, ats tsaury, malik, hammad bin zaid dan ibnul mubarok.
Sufyan berkata: sesungguhnya aku menginginkan setahun dari seluruh umurku seperti ibnul mubarok, namun aku tidak kuasa meski hanya tiga hari.
Beliau adlah orang yang paling utama pada zamannya seorang hafidliul hadits. Sebagaimana dikatakan ibnu uyainah, kalaulah bukan karena kedekatnya dengan beliau dan kebrsamaan para sahabat dalam perangniscaya ibnul mubarok bisa menyamai mereka. Beliau adalh seorang yang faqih,alim, ahli ibadah, zuhud, syakhiyyan, pemberani, penyair, paling giat dalam menasehati umat, dan imamul muslimin. Mengusai berbagai bidang disiplin ilmu, fiqih, adab, nahwu, lughoh, syair, fashohah, zuhud, waro’, bijaksana, qiyamullail, ibadah, haji, perang, ahli berkuda, badan kuat, meninggalkan perkataan yang tidak bermanfaat, ahli dagang, tidak suka berselish dengan sahabatnya.
Ibnu ma’in berkata: beliau orang yang cerdas, teguh pendirian, tsiqqoh, alim tentang hadits-hadits shohih, hadts- hadits yang termuat dalam buku-buku karangannya 20 atau 21 ribu.
Ismail bin ayasy berkata: seluruh kebaikan yang di ciptakan Allah ada pada beliau.
Beliau seoarng yang mustajab doanya,. Pernah tatkala beliau berjalan, beliau bertemu ornag buta, orang itu berkata: berdo’alah untukku! Maka berdo’alah beliau, seketika itu pula kembalilah pehlihatannya, kisah ini disaksikan dan diceritakan oleh abu wahb.
Yahya bin yahya alandalusy berkiasah tentang keutamaan beliau: keteka kami sedang berada di majlis malik, diberitahukan bahwa ibnul mubarok memohon izin untuk ikut bermajlis, dan diizinkanlah ia. Kami melihat malik bergeser dari tempatnya mempersilahkannya untuk duduk di sisinya, dan aku belum pernah melihatnya bergeser menyediakan tempat duduk bagi seorangpun selainnya. Lalu qori’ membacakan untuk malik, ketika sampai pada satu permasalahan, malik bertanya apa pendapat kalian tentang masalah ini? Abdullah segera menjawabnya dengan suara lirih, kemudian ia berdiri dan pergi, malik kagum atas adabnya lalu berkata kepada kami: ini adalah ibnul mubarok, faqihnya syam.
Al hasan bin arofah bekisah tentang kewaroan beliau: pernah suatu saat beliau meminjam pena dari seseorang di syam dan terbawalah pena itu ke khurosan, ketika menyadari pena itu masih dibawanya, beliau kembali ke syam hingga menyerahkan pena itu kepada pemiliknya.
Ibadah dan rasa takutnya kepada allah
Dari al qasim bin muhammad dia berkata, kami berada dalam sebuah perjalanan bersama ibnu al mubarak banyak hal yang aku pikirkan. Aku selalu bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat orang ini menjadi mulia dan terkenal seperti sekarang, jika dia shalat maka kami juga shalat, jika dia berpuasa maka kamipun berpuasa, jika dia ikut berperang maka kami pun juga ikut berperang dan jika dia menunaikan haji maka kami pun juga menunaikan ibadah haji.
Muhammada al qasim berkata lagi, kami sedang dalam perjalanan ke syam, kami makan malam dalam sebuah rumah penginapan yang tidak ada lampu, sebagian dari kami mencari lampu keluar, aku pun diam di tempat. Namun seberkas cahaya lampu tiba-tiba muncul sehingga aku melihat muka dan jenggot ibnu al mubarak basah dengan air mata, aku berkata dalam hati, dengan inilah dia menjadi orang yang dimulaikan. Dan kemungkinan ketika lampu-lampu sudah dimatikan ibnu al mubarak sibut mengingat hari kiamat.
Al marwazi berkata, aku mendengar abu abdullah ahmad bin hambal berkata, ibnu al mubarak tidak diangkat derajatnya oleh allah kecuali karena dia telah banyak melakukan kebaikan yang tidak diketahui banyak orang.[1]
Abu ishaq ibrahim bin al asy’ats berkata: ketika ibnu al mubarak sedang sakit keras, dia terlihat bersedih sehingga seseorang berkata kepadanya: bagimu tidak ada yang perlu dirisaukan, kenapa kamu bersedih seperti ini ? al mubarak menjawab: aku telah sakit sedang aku belum ridha dengan keadaanku
Abu ishaq berkata: seseorang bertanya kepada ibnu al mubarak: jika ada dua orang yang satu mempunyai rasa takut kepada allah dan satunya lagi terbunuh dalam membela agama allah, siapa yang paling anda senangi dari kedua orang ini? Dia menjawab: yang paling aku senangi adalah orang yang mempunyai rasa takut kepada allah.[2]
Abu ruh pernah berkata: ibnu al mubarak telah berkata: sesungguhnya mata ditipu oleh empat perkara: pertama oleh dosa yang telah lewat, pandangan mata tidak mengetahui apa yang allah perbuat sebagai balasana dosa tersebut. Kedua oleh umur yang telah berlalu, pandangan mata tidak mengetahui bagaimana harus mempertanggungjawabkan dosa yang telah diperbuat selama itu. Ketiga oleh kemuliaan yang telah diberikan, pandangan mata tidak mengetahui apakah kemuliaan itu adalah tipuan atau tingkatan yang sebenarnya yang telah dapat. Keempat oleh kesesatan yang menghiasi seseorang, sedangkan dia mengangggapnya sebagai petunjuk. Barang siapa menyeleweng sedikit maka dengan cepat matanya akan membohonginya dan agamanya akan rusak sedang dia tidak menyadarinya.[3]
Dari abdullah bin ashim al harawi, berkata: ada seorang kakek datang kepada ibnu al mubarak, ketika dia melihatnya sedang bersandar di atas bantal tinggi dan kasar, kakek itu lalu berkata: aku ingin berkataa sesuatu kepadanya namun aku melihatnya ketakutan sehingga aku menaruh belas kasih kepadanya. Lalu abdullah bin al mubarak berkata: allah telah berfirman: katakanlah kepada orang laki-laki yang berfirman: hendaklah mereka menahan pandangannya” allah telah melarang untuk melihat kecantikan perempuan karena bagaimana kalau sampai berzina dengannya? Allah juga berfirman” kecelakaan besar bagi orang-orang curang” dalam ukuran dan timbangan, bagaimana dengan orang-orang yang mengambil harta dengan cara bathil? Dan allah juga telah berfirman” dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain” dan bagaimana dengan orang-orang yang membunuh orang lain? Kakek itu lalu berkataa: allah akan memberikan rahmatNya kepada al mubarak, aku tidak melihat ada orang sepertinya dan aku juga tidak akan berkata sesuatu kepadanya.[4]
Kezuhudan dan kewaraan
Dari abu ali bin al fudhail, dia berkata: aku pernah mendengar ayahku berkata kepada ibnu al mubarak: wahai al mubarak anda telah memerintahkan kepada kami agar berlaku zuhud, menyedikitkan hal-hal duniawi dan merasa cukup namun kami melihat anda membawa barang-barang dari negara khurasan ke tanah mekah, bagaimana kamu melakukan itu? Ibnu al mubarak menjawab: wahai abu ali, sesungguhnya aku melakukan hal itu untuk menjaga diriku, menjaga kehormatanku dan untuk menopang dalam bertaat kepada allah, aku tidak melihat kebaikan kecuali aku harus melakukannya dengan cepat. Kemudian al fudhail berkata kepadanya: wahai ibnu al mubarak, kamu benar, tidak ada yang lebih baik kecuali kamu telah menjalankannya.[5]
Dari hasan bin arafah, dia berkata: ibnu al mubarak berkata kepadaku: aku menjamin sebuah pena dari penduduk syam setelah selesaia aku pergi untuk mengembalikan pena tersebut kepada pemiliknya namun ketika aku sampai di marwa tiba-tiba orang yang aku pinjam pena itu telah berada bersamaku. Maka aku pun mengurungkan niatku wahai abu ali, kemudian aku kembali ke syam untuk mengembalikan pena itu kepadanya setelah dia kembali ke syam.[6]
Dari ali bin al hasan bin syaqiq, dia berkata: aku mendengar abdullah bin al mubarak berkata: sesungguhnya mengembalikan satu dirham dari sesuatu yang syubhat lebih baik bagiku dari pada aku bersedekah seratus ribu sampai enam ratus ribu dirham.[7]
Budi pekerti dan kemuliaannya
Ismail al khuthabi berkata: ibnu al mubarak pernah bercerita kepadaku, bahwa pada suatu hari al mubarak datang kepada hammad bin zaid dan ulama-ulama hadist berkata kepada hammad: mintalah ibnu al mubarak untuk bercerita kepada kami tentang hadist. Lalu hammad berkata: wahai ibnu al mubarak, mereka meminta kepadaku agar kamu bercerita kepaeda mereka. Ibnu al mubarak menjawab” subhanallah ya abu ismail, aku berbicaraa dan kamu ada? Hammad berkata: aku berharap dengan sangat agar kamu mau melakukannya dan wahai sahabat-sahabatku dengarkanlah ibnu al mubarak. Maka ibnu al mubarak pun berdiri untuk berbicara, namun dia hanya bercerita sebentar dan itu pun mengutip dari perkataan hammad.[8] Abu al abbas bin masruq berkata: ibnu humaid pernah bercerita kepada kami: ada seseorang bersin di samping ibnu al mubarak, orang itu bertanya kepadanya, apa yang harus aku ucapkan ketika bersin? Dia menjawab, al hamdulillah dan setelah orang itu membaca hamdalah, maka ibnu al mubarak berkata yarhamukallah kemudian ibnu humaid berkata: kami semua merasa kagum dengan sopan santun yang diperlihatkan ibnu al mubarak.[9]
Ibnu al mubarak berkata: kami sangat membutuhkan budi pekerti yang luhur karena sudah banyak orang yang mempunyai budi pekerti yang luhur meninggalkan kita.[10]
Diriwayatkan dari al khatib dengan sanad dari hibban bin musa, ia berkata: ibnu al mubarak sangat menyayangkan terhadap orang-orang yang membedakan profesi sehingga muncul diskriminasi terhadap kelompok tertentu di berbagai daerah.
Muhammad bin isa berkata: suatu hari ibnu al mubarak sedang berselisih dengan seorang pemuda tentang sesuatu, dia pun memperdengarkan hadist lalu pergi. Setelah beberapa saat, ibnu al mubarak datang untuk kedua kalinya namun dia sudah tidak melihat anak muda itu. Ibnu al mubarak bertanya perihal anak muda tersebut dan seseorang berkata kepadanya dia terlilit hutang sebesar sepuluih ribu dirham. Lalu ibnu al mubarak meminta untuk ditunjukkan kepada orang yang telah dihutangi anak muda itu. Kemudian ibnu al mubarak memberikan sepuluh ribu dirham itu kepadanya dan al mubarak berpesan agar jangan bercerita kepada siapapun selama ia masih hidup. Setelah beberapa hari ibnu al mubarak menemui anak muda itu dan bertanya kepadanya, wahai anak muda di mana kami beberapa hari ini aku tidak melihatmu? Di menjawab: wahai abu abdurrahman aku terlilit hutang. Al mubarak bertanya: bagaimana kamu membayarnya: dia menjawab seseorang telah datang membayarkan hutangku dan aku tidak mengetahui orang itu. Al mubarak berkata: al hamdulillah dan anak muda itu tidak mengetahui orang yang membayar hutangnya sampai setelah abdullah meningga.l[11]
Dari umar bin hafsh as shufi dari manbaj, ia berkata: ibnu al mubarak dari baghdad ingin pergi ke al mashishah dia ditemani sekelompok sufi[12]. Al mubarak berkata kepada mereka: hendaknya kalian tidak membebankan nafkah kecuali kepada kalian.
Muhammad bin ali bin syaqiq dari ayahnya, ia berkata jika musim haji tiba, ibnu al mubarak mengumpulkan saudara-saudara dari keluarganya yang berada di desa marwa, mereka berkata kami akan menemanimu menunaikan haji wahai abu abdurrahman. Setelah mereka puas dengan pesta itu, al mubarak memerintahkan untuk membuka peti itu, setelah peti itu terbuka ibnu al mubarak memberikan setiap orang dari mereka kantong yang berisi uang yang mereka masukkan sendiri-sendiri. Dan diketahui bahwa setiap bungkusan yang masuk ke dalam peti itu telah diberi tanda oleh al mubarak terhadap yang memasukkannya.[13]
Semangat jihad dan keberaniannya
Selain ilmunya yang luas, kezuhudan, kemuliaan dan banyaknya beribadah , ia juga banyak dihiasi dengan kegemaran berjihad dan mempunyai keberanian tinggi. Diriwayatkan dari al khatib dengan sanad dari ubaid bin sulaiman (nama lainnya al marwazi) ia berkata: ketika kami sedang berada dalam satuan militer bersama abdullah bin al mubarak di negara rum, tiba-tiba kami berpapasan dengan musuh. Dan ketika kami saling berhadapan ada seorang yang keluar dari barisan musuh, ia mengajak untuk berduel maka ada seseorang dari barisan kami yang menghadapinya mereka berdua beberapa saat berduel kemudia kawan kami itu membunuhnya. Kemudian ada seorang lagi dan dia pun terbunuh dan disusul seorang lagi sehingga terjadi pertempuran sengit. Di antara pertempuran itu ada seorang yang memakai cadar, setelah beberapa saat bertempur cadarnya terkoyak dan diketahui bahwa ia adalah abdullah bin al mubarak. Maka oranga-orang berkata: kamu wahai abu amr telah membuat kami takut.[14]
Dari muhammad bin ibrahim bin abu sakinah, dia berkata ketika abdullah bin al mubarak berada di thursus, ia mendiktekan kepadaku beberapa bait sya’ir lalu aku membawa syair-syair itu kepada al fudhail bin iyadh. Hal ini terjadi pada tahun 170 Hijriyah sedang menurut riwayat dari abu ghanim kejadian itu terjadi pada tahun 177 H. di antara syair-syair itu adalah wahai abid haramain, jika kamu melihat kami
Maka kamu akan mengetahui ibadahmu main-main
Orang yang membasahi pipinya dengan air mata
Maka kami menipu dengan darah kami agar kamu terpengaruh
Sanjungan para ulama terhadapnya
Al fudhail berkata: sesungguhnya aku menyukai ibnu al mubarak karena dia mempunyai rasa takut hanya kepada allah
Adz dzahabi berkata: sungguh aku menyukai ibnu al mubarak karena allah. Dengan merasa cinta kepadanya aku berharap allah juga memberikan sebagian kebaikan yang telah diberikan kepadanya seperti ketaqwaan, kerajinan dalam beribadah, keikhlasan, kegemaran untuk berjihad, mempunyai ilmu yang luas, kepandaian, kesederhanaan, bijak dalam memberikan fatwa dan sifat-sifat terpuji
Al mu’tamar bin sulaiman berkata: aku tidak melihat ada orang yang seperti abdullah bin al mubarak, keadilannya terhadap sesuatu tidak ada yang bisa menyamainya[15]
Dari abdul wahab bin al hakam, dia berkata: ketika ibnu al mubarak meninggal maka harun amirul mukminin berkata telah meninggal pimpinan para ulama
Ketika disebut tentang ibnu al mubarak maka yahya bin ma’in mengatakan dia adalah pimpinan dari tokoh-tokoh ulama islam
Ali al madini berkata: selesailah ilmu kepada dua orang, yaitu kepada abdullah bin al mubarak dan bagi orang yang hidup setelahnya kepada yahya bin ma’in[16]
Syu’aib bin harb berkata: sufyan berkata: aku senang jika semua umurku bisa menyamai setahun dari umur abdullah bin al mubarak, sedangkan aku tidak akan bisa menyamainya dan tidak juga bisa menyamai walaupun tiga hari dari umurnya[17]
Al aswad bin salim berkata: ibnu al mubarak adalah seorang imam dan panutan bagi penduduknya. Ibnu al mubarak adalah orang yang paling kuat memegang sunnah dan jika kamu melihat ada orang yang memfitnah ibnu al mubarak maka dia telah mencoreng islam[18]
Beberapa mutiara perkataan dan syairnya
Al mubarak berkata: barang siapa bakhil terhadap ilmu maka dia akan dicoba dengan tiga perkara, yaitu akan meninggal, lupa atau mengikuti kemauan penguasa
Dari ibrahim bin syamasy ia berkata, ibnu al mubarak berkata: jika kalian mengetahui orang yang membanggakan dirinya maka dia telah menjadi hina lebih hina dari anjing[19]
Abu bakar bin abdillah bin hasan berkata: ibnu mubarak berkata: aku telah mempelajari ilmu agama dan ilmu itu telah menunjukkanku untuk meninggalkan duniawi
Fudhail bin iyadh berkata: beliau berinfaq pada orang-orang faqir pada setiap tahunnya sebanyak 100.000 dirham.
- Wafat Beliau
Muhammad bin said berkata ibnu al mubarak wafat di hait tatkala usai peperangan tahun 181 H dengan umur beliau 63 tahun. Konon mata abdullah al mubarak ketika meninggal terbuka dan tersenyum dan berkata: allah telah berfirman ” untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”(as shaffat:61). Al hasan bin ar rab’i berkata: aku pernah bertanya kepada ibnu al mubarak tentang umurnya sebelum meninggal, ia menjawab: aku berumur 63 tahun. Al hasan juga berkata: aku menyaksikan meninggalnya ibnu al mubarak pada tahun 181 H tanggal 10 bulan ramadhan, ia meninggal pada saat sahur dan dikuburkan di daerah hait[20]
[1] . tarikh dimasyqi 38/240
[2] . tarikh baghdad 10/166
[3] . tarikh dimasyqi 38/344
[4] . ibid 38/344
[5] . tarikh mamas 38/,. Tarikh baghdad 10/160
[6] . op.cit 38/240
[7] . op.cit 139
[8] . siyar a’lam an nubala’ 8/240
[9] . ibid 8/33383
[10] . tarikh dimasyqi 38/350
[11] . ibid 8/387
[12] . yg dimaksud adalah orang yang terbiasa zuhud dan banyak melakukan ibadah bukan ahlu bid’ah
[13] . tahdzibul kamal 16/21
[14] . tarikh baghdad 10/167
[15] . tahdzib al kamal 16/15-16
[16] . tarikh dimasyq 38/336
[17] . tarikh baghdad 10/165
[18] . siyar a’lam an nubala’ 8/3395
[19] . hilyatul auliya’ 8/165-166
[20] . hait adalah salah satu daerah di iraq di bawah kekuasaan ad dailam