RumahSedekah.com- Beberapa murid Al-Buhlul berkata, “Ada surat untuk guru.” Al Buhlul pun membukanya dan di sana tertulis:
“Dari wanita di Samarqand, Khurasan (dekat Afghanistan)… Saya seorang wanita yang telah banyak melakukan dosa, yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun. Kini, saya ingin kembali kepada Allah dan bertobat. Saya mencari seorang abid (ahli ibadah). Lalu, saya pun diberitahu bahwa ada empat orang,salah satunya adalah Al-Buhlul yang tinggal di Afrika. Wahai Al-Buhlul, saya memohon kepada engkau: Berdoalah kepada Allah agar Dia senantiasa memberiku petunjuk dalam agama ini.”
Usai membaca, surat tadi jatuh dari tangan Al-Buhlul. Wajahnya tiba-tiba sendu lalu beliau menangis. Air matanya membasahi surat itu. Ia berkata, “Wahai Buhlul, orang Samarqand, Khurasan mengenalmu!! Celakalah engkau, jika saja Allah tidak melindungimu(dengan menutupi aib dan membuatmu tidak diketahui).”
Cerita ini menjadi pelajaran untuk semua orang yang mencari ilmu hanya untuk berdebat; atau untuk memberikan ceramah sehingga banyak orang mengenalnya, kemudian mendekatinya untuk mengajukan pertanyaan; atau ingin dipanggil ustadz dan ia tidak suka ketika orang lain tidak memperhatikan apa yang ia katakan; atau merasa hina ketika seseorang menyebutnya orang awam.
Ini juga menjadi pelajaran bagi mereka yang menuntut ilmu, tetapi tidak berakhlak seperti apa yang mereka pelajari; bagi merekayang berilmu, tetapi tidak meningkat rasa takut kepada Allah dalam hati; bagi mereka yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah hafalan dan untuk diri sendiri, dan tidak mau mendakwahkan.
Semoga Allah memenuhi hati kita dengan rahmat-Nya serta mencatat kita termasuk orang-orang yang takut kepada-Nya dan bertindak berdasarkan ilmu. Imam Asy-Syafi’i berkata,“Ilmu pengetahuan itu bukan sekadar dihafal, melainkan harus bertindak sesuai dengannya.” Allah akan membimbing siapapun yangdikehendaki untuk menjadi orang sukses.
sumber: kiblat.net